Rss Digg Twitter Delicious Facebook Stumbleupon

Sabtu, 16 Juli 2011

Hati yang mana ? Part 1

Ibarat burung yang tlah ditumbuhi sayap, dia akan terbang, menari berkelok untuk menghiasi awan awan dan gerimis hujan di alam bebas. Hmmm… Begitu pula manusia. Akan terbang dengan fikiran dan tingkah laku dalam rangka meniti proses kehidupannya.



*
Detik menjelang pagi, hiruk pikuknya dunia belum mulai terpatri. Hanya sesekali terdengar kicauan burung sahut menyahut azan shubuh dari jiwa jiwa suci.

Di luar, suaedi dan isterinya sedang mempersiapkan sayur mayur untuk di jajakan di pasar. Sementara si sulung, masih sibuk membereskan baju baju dan bahan bahan lain yang akan dibawa serta dengannya ke kota seberang. Namanya hendra, hari ini dia akan meneruskan hidup untuk berjuang memacu otak di sebuah universitas, setelah sehari sebelumnya membaca surat kabar yang menyatakan dirinya diterima di fakultas kedokteran universitas tersebut. Suaedi dan isterinya senang bukan kepalang, walau dilain sisi keduanya merasa sedih karena harus merelakan anak tertuanya pergi meninggalkan mereka. Hendra pun sebenarnya berkata demikian, walau hanya dalam hati.

Jam dinding masih menunjukkan pukul 04.47 pagi, sebuah mobil pick up tua beberapa kali membunyikan klakson. Mobil itu milik pak kasim, lelaki setengah baya yang sehari hari bekerja sebagai pengantar orang orang yang akan ke kota di pagi hari. Suaedi, isterinya, serta reno dan lena dua bocah yang masih kecil, juga terbangun lebih awal hari itu. Hendra mengikuti dari belakang, dia seakan belum rela jika harus pergi secepat itu, meninggalkan keluarga tercinta.

“sudahlah nak, segera berangkat. Tak perlu kau bermuram begitu, ini kan demi kebaikanmu juga” desak bu minah, isterinya suaedi.

“baik bu, hendra pamit. Doakan anakmu cepat cepat selesai kuliah dan menjadi dokter yang baik”

Mobil melaju, deraian air mata terlihat jelas. sangat sangat jelas.

**

“hai… gue Laras” gadis ayu disamping ku menyapa dan menjulurkan tangannya. Aku membalas sapanya sembari melakukan hal yang serupa. “aku Yudi, dari bandung”

“ooo… kalo tidak salah, kita satu kelas kan?” “hmm… sepertinya begitu” jawabku.

Suasana kampus terlihat asri, terkesan sekali kalau ini memang kampus fakultas kedokteran. Kampus yang diidam idamkan oleh banyak orang.

Meski tidak langsung belajar tapi hari ini sangat penting untuk kami semua para mahasiswa baru, kami akan dikenalkan dengan kampus ini, sekaligus rumah yang akan menjadi tempat kami beberapa tahun kedepannya.

Dan merekalah yang mengarahkan, para senior senior gagah dan cantik yang dibalut dengan seragam bersih berwarna hijau. Seragam yang di kemudian hari kukenal dengan nama almamater.

“Assalamu’alaikum dan selamat datang adik adikku tercinta” pekik seseorang dari podium. Semuanya secara berbarengan menjawab, termasuk aku.

Sekitar 3 jam lebih kami diberi pengarahan. Aku rasa cukup, karena sebenarnya bosan juga harus mendengar ocehan senior senior itu lebih lama.
pikirku...*

Bersambung…

1 komentar:

Anonim mengatakan...

,,
mata, dan jari jari tangan bilang "aku tak sanggup lagi, ini sudah terlalu pagi"

okeh, saya pending dulu ya ceritanya. mudah2 an nanti bisa saya sambung.

have a nice day all...
d(*.*)b

::: Mahfud 4 you :::

Posting Komentar